Rabu, 07 Maret 2018

Di Negeri yang Asing

Sudah 1 minggu lebih aku disini, tapi perasaan takut dan bingung bercampur aduk. Anak-anak dan Istri yang kutinggalkan, terasa lebih untuk aku rindukan. Selama ini, aku belum pernah jauh dari mereka. Seperti Ibu Almarhum, ketika aku harus pergi ke tempat yang tak ku kenal tapi masih di negeri sendiri aku merasa kuat, karena keyakinanku pada mu Ibu. Kali ini aku telah menjadi seorang Ayah dan harus berjuang dinegeri yang benar-benar asing untukku. Bahasa, adat, dan budaya semua berbeda, mengingat pertama kali aku datang dengan kondisi sakit, tanpa ada perawatan untuk mengobatinya dengan benar, aku di karantina di tempat tinggal sejenis kost-an mahasiswa.

Aku berjuang sendiri, Istriku juga berjuang sendiri disana, berusaha mengasuh kedua anak yang hebat. Hari ini, ia letih sehingga aku tidak bisa menelepon atau berkomunikasi terlalu lama. Ya, aku rindu sekali dengan negaraku dengan makanan yang sering tersedia dan halal untuk kami makan. Aku sedih sekali hari ini tak bisa menyapa anak-anakku sebelum tidur. Istriku dan anak-anak sudah tidur terlebih dahulu.

Kesibukan kuliah justru membuat perasaan rindu tidak henti-hentinya. Sampai kapan aku mampu bertahan dan bisa lolos dari sini dengan membawa gelar yang sangat diimpikan oleh Istriku agar mimpi kami selanjutnya supaya tidak tinggal dalam keadaan yang berat bisa terwujud. Sampai tulisan ini aku tulis masih terbayang bahwa kami belum punya rumah tinggal di sebuah petak dengan segala penderitaan dan hal yang berat. Ya Allah ijin kami memperoleh rejeki yang halal dan diberikan limpahan rahmat berupa kesehatan dan kesejahteraan. Berikan kami Kekuatan untuk menghadapi semua ini. Aamiiiin.

Tidak ada komentar: